BUC5GfM5GSOlGSC7GSC0TpG=

"Berapa Nyawa Lagi yang Harus Dibayar untuk 1 Gram Emas Ilegal?"

foto: Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Dusun Tanjung Priuk, Desa Inggis.

News xpers id,Sanggau– Sungai Kapuas, nadi kehidupan masyarakat Kalimantan Barat, kini sekarat. Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali menggerogoti bantaran sungai terpanjang di Indonesia itu, kali ini di Dusun Tanjung Priuk, Desa Inggis, Kabupaten Sanggau. Meski pemerintah mengklaim telah melakukan penertiban, tim investigasi Warta Global Republik (WGR) membuktikan bahwa praktik ilegal ini justru kian masif, meracuni air, merusak ekosistem, dan membunuh harapan warga secara perlahan.  

Sejak subuh, deru mesin dompeng (mesin penyedot pasir) menggelegar di sepanjang sungai. Puluhan tambang ilegal beroperasi dengan modus "hit and run", menghindari patroli dengan berpindah lokasi. Yang mengerikan, para penambang mengombinasikan metode tradisional dengan merkuri dan sianida—zat kimia mematikan yang dibuang langsung ke aliran sungai.  

"Kami seperti hidup di samping pembunuh bayaran. Air sungai sudah berbau logam, ikan-ikan mati mengambang, dan anak-anak mulai sakit-sakitan," ujar Mr, (42), warga Desa Inggis yang mata pencahariannya sebagai pencari ikan kini tinggal kenangan. Jika tidak dihentikan, dalam 5 tahun Sungai Kapuas akan menjadi kuburan air. Merkuri tidak hanya mencemari air, tetapi juga terakumulasi di tanah dan rantai makanan," tegas Dr. Rina Wijayanti, pakar ekotoksikologi.

Meski aparat mengklaim gencar melakukan razia, PETI justru seperti "hidup segan mati tak mau". "Setiap kali ada operasi, mereka kabur. Tapi dua hari kemudian, mesin dompeng berisik lagi," keluh Iwan/nama di samarkan.

Sumber WGR di lapangan mengungkap adanya "jaringan mafia"yang membekingi PETI. "Mereka bayar preman untuk jaga lokasi. Jika ada razia, penambang langsung diingatkan via grup WhatsApp," ujar seorang informan yang menyamar sebagai penambang.

Tanpa tindakan cepat, Sungai Kapuas—yang menghidupi 3,5 juta jiwa di Kalbar—akan menjadi cerita duka bagi generasi mendatang. Saat investigasi ini ditulis, mesin dompeng masih meraung, merkuri masih mengalir, dan jeritan warga masih menggantung di antara debu emas ilegal.  

Bagaimana tanggapan Pemkab Sanggau? Baca liputan lanjutan kami tentang "Misteri Mafia PETI di Balik Anggaran Milyaran rupiah.(Ags/kzn/abe/mul)

Komentar0

Type above and press Enter to search.